top of page

Seamless & Embedded: Pembelajaran di Tempat Kerja Corpu Kemenkeu

Writer: Muhammad FirdausMuhammad Firdaus

Suasana Diskusi dengan Kepala BPPK Kemenkeu

08-05-2018 - Kunjungan ke Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Kementerian Keuangan hari ini sarat dengan informasi mendalam mengenai bagaimana proses pembelajaran berlangsung dalam sebuah lembaga pendidikan yang sudah bertransformasi ke model Corporate University. Kali ini saya ditemani oleh anggota tim proyek perubahan Aldino dan Anisa. Kami memasuki gedung pusat BPPK tepat jam 09.00 sesuai appointment.

Kami diterima langsung oleh Bapak Asteria Prima (Kepala BPPK). Pak Prima seperti biasa ramah dan antusias menjawab pertanyaan kami. Tidak terasa diskusi kami berlangsung sekitar 90 menit.


Pembelajaran di tempat kerja sifatnya seamless dan embedded pada proses pengembangan pegawai dan bahkan proses manajemen sehari-hari. Coaching dan mentoring merupakan bagian dari tugas yang melekat pada seorang pimpinan. Jika dia tidak melakukannya maka akan berdampak pada kinerja unit yang dipimpinnya dan akan berdampak pula kepada kinerja dia ketika dinilai oleh atasannya.


Penilaian hasilnya tidak dilakukan secara spesifik tetapi dapat diindikasikan oleh hasil penilaian kinerja dan pencapaian IKU.


Pembelajaran di tempat kerja dalam bentuk Secondment sedikit berbeda. Bentuk pembelajaran ini berbasis kebutuhan dan berbasis seleksi. Jika sebuah unit kerja membutuhkan tenaga maka disampaikan ke sekjen, Selanjutnya untuk semua lowongan secondment yang ada dilakukan seleksi untuk menentukan siapa yang ditenpatkan di mana. Dalam masa 6 bulan dilakukan evaluasi untuk melihat hasil pembelajarannya. Penugasan secondment seorang pegawai dapat dilanjutkan jika masih dibutuhkan.

Pelatihan yang dilakukan berbasis kebutuhan. Olehnya itu perhatian utama bKarena ukan pada penyelenggaraan paket Diklat yang sudah fix, tetapi lebih ke yang bersiat customised sesuai kebutuhan dan tuntutan keadaan. Hal ini dimungkinkan dengan mengembangkan ingredient pembelajaran yang siap diassembly enjadi suatu kurikulum berbasis kebutuhan. Plehnya itu perkembangan terkini dapat direspon dengan cepat sekali, karena ingredientnya sudah siap. Fokus pada penguatan ingredient ini sekaligus membuat pengembangan kompetensi menjadi berbasis learning, bukan training.

 
 
 

Comments


bottom of page